Selenium adalah essensial trace element yang merupakan kofaktor penting dalam sebagian besar sistem antioksidan dalam tubuh manusia. Para ahli kanker atau onkologi tertarik pada aspek klinik dari selenium seperti melindungi jaringan normal terhadap efek terapi radiasi pada penderita kanker, meningkatkan efektifitas terapi radiasi terhadap tumor ganas, dan berperan dalam pencegahan kanker secara primer maupun sekunder.
Selenium mempunyai peranan penting dalam fungsi antioksidan serta berperan dalam integritas membran, metabolisme energi dan proteksi kerusakan komponen inti sel. Beberapa penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa selenium berperan penting dalam bidang onkologi.
Suatu penelitian dilakukan untuk melihat efek suplementasi selenium pada pasien kanker selama mendapatkan radioterapi. Penelitian tersebut mengambil 81 subyek pasien kanker ginekologi yaitu kanker serviks (n=11) atau endometrium (n=70) setelah tindakan pembedahan dan memiliki kadar selenium sel darah yang rendah (<84 µg/L) yang dirandomisasi sebelum radioterapi. Kelompok suplementasi menerima 500 µg natrium selenite peroral pada hari menjalani radioterapi dan 300 µg natrium selenite pada hari tidak mendapatkan radioterapi. Kelompok kontrol tidak mendapatkan suplementasi selenium. Kadar selenium sel darah diperiksa pada saat awal, 50% radioterapi dan akhir radioterapi. Pada akhir terapi ternyata insiden diare pada kelompok perlakuan lebih rendah signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p = 0,01). Median follow-up 49 bulan dalam hal survival rate tidak berbeda signifikan antar 2 kelompok (p=0,74). Begitu pula pada saat 51 minggu, tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam hal survival rate (p=0,34).
Untuk pertama kalinya, terlihat keuntungan pemberian sodium selenite dalam hal mengatasi defisiensi selenium dan mengurangi insiden diare pasca radioterapi pada pasien kanker serviks dan uterus. Selain itu didapatkan keuntungan bahwa suplementasi selenium tidak mempengaruhi efek biologi dari radioterapi.
Table – Makanan mengandung Selenium
