Penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri bagi tiap negara di seluruh dunia. Bersama dengan semakin peliknya permasalahan yang diakibatkan oleh berbagai macam penyakit menular, kasus penyakit non infeksi menimbulkan adanya beban ganda bagi dunia kesehatan. Menurut WHO, diperkirakan banyak negara mengalami kerugian hingga miliar dollar akibat penyakit degeneratif ini, oleh karena itu dibutuhkan langkah konkret untuk menanggulanginya. Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahun akibat epidemi global penyakit degeneratif (WHO).
Di Indonesia transisi epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit, di mana penyakit kronis degeneratif sudah terjadi peningkatan. Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya. Kontributor utama terjadinya penyakit kronis adalah pola hidup yang tidak sehat seperti pola makan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, kebiasaan merokok, minum alkohol, stres, dan pencemaran lingkungan. Sehingga Indonesia menanggung beban ganda penyakit di bidang kesehatan, yaitu penyakit infeksi masih merajalela dan ditambah lagi dengan penyakit-penyakit degeneratif .
Saat ini penyakit degeneratif mulai meningkat pada usia produktif. Hal ini tampak pada peningkatan kasus stroke usia muda dalam kurun waktu 10 tahun belakangan (Francina, S, 2008) yang ditunjang dari penelitian RSCM periode 2005–2006, di mana 20% penderita stroke berusia < 40 tahun. Dari data Riskesdas 2007 didapatkan populasi dengan kelompok umur 45–54 tahun lebih berisiko terjadi kematian penyakit degeneratif dibandingkan umur > 33 tahun.Peningkatan prevalensi kematian penyakit degeneratif pada usia produktif juga dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup.
Faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap timbulnya penyakit degeneratif di usia produktif
- Pola makan
- Aktivitas fisik
- Stres
- Genetik
Dari keempat faktor utama di atas yang dapat kita manipulasi adalah faktor pola makan, aktivitas fisik dan faktor stres.
1. Pola makan
Dewasa ini dengan semakin berkembangnya jaman dan bertambahnya kesibukan masyarakat kota besar, para pekerja dan ibu rumahtanggapun memilih menyediakan atau mencari makanan yang siap saji. Contohnya sosis, nuget, kentang siap goreng, bakso ,mie instan, sereal sebagai pengganti makan yang siap diolah tanpa memerlukan waktu lama, hanya diseduh air panas atau digoreng. Atau jika cara tersebut tidak sempat juga, sudah tersedia resto siap saji yang dapat ditemukan hampir di setiap sudut jalan seperti resto fried chicken, french fries dan lainnya. Rasanyapun lebih gurih dibandingkan masakan rumah yang mengolahnya juga lebih rumit. Makanan di atas dikenal dengan sebutan junkfood.
Junkfood adalah semua jenis makanan yang kandungan gizinya tidak lengkap. Tidak seperti yang terdapat dalam makanan sehat mengandung gizi lengkap yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Selain itu kebanyakan junkfood mengandung MSG (monosodium glutamat) yang juga mempunyai dampak bagi kesehatan. Biasanya junkfood sangat tinggi karbohidrat ataupun lemak bahkan tinggi kandungan karbohidrat dan lemaknya. Berbagai dampak yang merugikan kesehatan adalah jumlah kalori yang lebih tinggi dalam satu porsi junkfood dan kadar sodium yang tinggi karena mengandung MSG. Faktor inilah yang berisiko menimbulkan gangguan kesehatan seperti obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi dan gangguan jantung.
2. Aktivitas fisik
Efek mengkonsumsi kalori yang lebih besar daripada kebutuhan dan rendahnya keluaran energi harian, merupakan suatu masalah penyebab terjadinya obesitas yang selanjutnya menimbulkan risiko timbulnya penyakit degeneratif di masyarakat saat ini. Masyarakat modern saat ini hanya sedikit yang melakukan olahraga dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas yang ringan seperti menonton televisi, menggunakan komputer dan mengendarai mobil (Gee dkk,2008).
3. Faktor Stres
Kegiatan masyarakat yang meningkat tajam saat ini dengan bertambahnya jam dan beban kerja menimbulkan stres yang juga berkontribusi dalam memicu timbulnya penyakit degeneratif.
4. Genetik
Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor genetik juga berperan dalam terjadinya penyakit degeneratif. Jadi perlu diwaspadai risiko penyakit degeneratif akan lebih besar pada orang dengan riwayat keluarga yang juga mempunyai penyakit seperti ini.
SOLUSI HIDUP SEHAT
1. Mengubah pola makan
– Memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal makan teratur dengan diet seimbang.
- Jumlah: sesuai kebutuhan, jangan makan berlebihan.
- Jenis: perhatikan komposisi dalam makanan yaitu komposisi karbohidrat, protein dan lemak. Cara yang paling mudah adalah:
- Makanlah makanan lengkap 4 sehat 5 sempurna.
- Hindari makanan yang digoreng / margarin
- Buang lemak / kulit / buih atas / lemak dalam kuah
- Gunakan keju / susu rendah lemak
- Ganti snack dengan buah, es krim dengan yoghurt
- Kurangi makanan dan minuman manis.
- Jadwal: Porsi kecil sering dengan 3x makanan utama lengkap dengan lauk, sayur dan buah, 2x snack.
2. Berolahragalah dengan teratur minimal 4x seminggu dengan lama 30 menit sampai 2 jam dan jenis olahraga medium impact seperti jalan cepat, jogging, berenang dan dance.
3. Kurangi stres.
– Merencanakan dan membuat jadwal penyelesaian pekerjaan akan mengurangi stres dan membuat hidup anda lebih teratur.
– Rekreasi keluarga setiap akhir pekan.