SUKSES DIET, BERAT BADAN TETAP, MAU?
Oleh : Dra Ayu Soetopo, Psi, MBA – LifeCoach
Selama 2 minggu terakhir Rumi menjalankan program diet yang dilihatnya dari Youtube. Pada hari ketiga, jarum timbangan sudah mulai bergerak ke kiri dan membuat dia suka cita. Di hari ke 7, lingkar perut nya mulai dirasakan berkurang dan celana nya terasa lebih nyaman dipakai. Dua minggu setelah menjalankan diet, Rumi menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya di sebuah resto trendi dengan berbagai makanan fusion yang sudah lama Rumi ingin rasakan. Tiga puluh menit pertama Rumi masih dapat menahan diri, tetapi setelah ramai teman-teman nya datang dan makanan mulai berdatangan, Rumi lantas berpikir, “Ok lah, hari ini aku boleh makan apapun sekenyangnya, toch aku sudah diet 2 minggu lalu”. Maka malam itu, Rumi melupakan sejenak dietnya dan makan semua jenis makanan yang tersedia di meja. Seminggu kemudian, Rumi berhenti diet dan berat badan meningkat dibanding sebelum melakukan diet. Untuk kesekian kalinya, Rumi merasa gagal berdiet, bahkan gagal sebagai seseorang…? Baju cantik yang ingin digunakan pada acara pernikahan kawannya terasa semakin jauh dari genggaman.
Familiar dengan cerita di atas? Mengapa saya selalu gagal berdiet? Menurut para ahli, ternyata kegagalan diet bukan karena tidak punya motivasi untuk mulai berdiet, dapat dilihat bahwa para dieters telah mencoba berkali-kali, sempat berhasil menurunkan sedikit berat badannya dan mengubah makanannya, artinya motivasi memulai program sudah ada. Tetapi keberhasilan program ternyata hanya sebentar saja, lalu kembali lagi ke berat semula bahkan lebih. Food intake bahkan lebih parah dari sebelumnya, karena seolah-olah “balas dendam”.
Sebagian besar kasus yang terdapat ke klinik, dieters mengeluh bagaimana mereka tertarik iklan-iklan penurunan berat badan cepat dan mengambil program tersebut atau membeli produknya, tetapi ternyata tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan. Dr Beck, seorang diet therapist terkenal di Amerika,mengemukakan hal penting yang harus dimengerti oleh para dieters untuk dapat menurunkan berat badan adalah :
– Memilih makanan yang sehat dan bergizi (harus selalu ingat prinsip “deficit calory”)
– Diet harus mempersiapkan waktu dan engergi
– Memiliki rencana makan (makanan bergizi dan sesuai anjuran Dokter Spesialis Gizi Klinik)
– Memiliki support system (diet coach, orang tua, teman)
– Siap dan kuat mental dengan kekecewaan (ada saat dimana berat badan stagnan atau naik)
– Mampu beradaptasi dengan rasa lapar dan cravings (= keinginan menggebu untuk ngemil)
– Menghilangkan “emotional eating” , makan karena sedih, stress, gembira
– Mengubah mindset bahwa “over eating” (unplanned eating, cheating) adalah kondisi sementara yang bisa diatasi
– Mampu untuk memuji diri dalam setiap step keberhasilan berdiet
Bila dilihat dari daftar diatas, 90% dari hal yang harus disiapkan dalam berdiet adalah berkaitan dengan perubahan perilaku dan pikiran. Para therapist menyebutkan, sebagian besar kegagalan diet karena tidak dibekali dengan ilmu untuk berdiet. Selain tentang pola makan yang benar dan pengaturan nutrisi makanan, ilmu mengontrol pikiran (selanjutnya disebut “Ilmu Pikiran”) juga sangat penting, yaitu bagaimana dieters mengerti apa yang dituntut dari mereka utk berhasil dalam diet, bagaimana cara mareka terus menerus memotivasi diri secara berkesinambungan dan cara untuk mengatasi pemikiran-pemikiran negatif (negative thoughts) yang menyabotase (sabotage thoughts) kegiatan berdietnya.
Beberapa contoh sabotage thought yang sering muncul ketika berdiet, dan seperti apa helpful thought dapat dilatih dan diajarkan untuk mengatasinya. Misalnya, seseorang sedang diet, lalu merasa “Wah, saya lapar”. Kemudian muncul sabotage thougth “…duhh…gawat nih, saya ga tahan kelaparan gini, saya harus makan nih…” , selanjutnya mulai merasa panik dan mengambil apapun makanan yang bisa ditemui. Hal tersebut dapat diatasi dengan sesi Diet Coach yaitu membantu anda melakukan helpful response..”Oh ok lah saya memang lapar”….”Nanti sebentar lagi akan masuk jam makan siang”…”saya bisa menunggu dan masih kuat kok”….
Contoh situasi yang lain, misal dieters melakukan cheating (unplanned eating), kemudian sabotage thought muncul “ Aduh…parah banget nih saya makan yang jadi pantangan, saya memang lemah sih orangnya….memang saya ga bisa deh untuk turun berat badannya..”
Dieters yang telah melalui proses Diet Coach telah berlatih untuk melakukan helpful thought.
Ilmu Pikiran untuk kesuksesan berdiet ini dibentuk berlandaskan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang dijalankan para ahli behavioral. Sebuah penelitian di Sweden memperlihatkan keefektifan dari terapi ini dalam program penurunan berat badan, dimana orang-orang yang diberikan terapi tersebut, setelah 1.5 tahun kemudian dilakukan evaluasi dengan cara mengisi kuesioner dan menimbang berat badannya. Ternyata 80% yang mengikuti CBT masih bertahan berat badannya dan menyebutkan bahwa mereka menggunakan cara-cara “mengontrol pikiran” yang diajarkan dari therapy tersebut. Sedangkan yang tanpa CBT lebih dari 60% sudah kembali ke berat semula dan sisanya bahkan sudah melebihi berat sebelumnya.
So, Anda ingin program dietnya berhasil dan dapat mempertahankan berat badan selamanya? Yuuuk booking sesi Diet Coach sekarang! Hubungi theSlimmerz di (contact). Selamat sukses berdiet!