Osteoarthritis (OA) adalah suatu penyakit kronis degeneratif yang menyerang persendian sehingga menimbulkan gangguan pergerakan sendi. Sifat dari penyakit ini progresif lambat akibat berkurangnya pelumas sendi dan terjadinya agregasi dalam tulang rawan persendian. Gejala yang sering timbul adalah nyeri persendian, pembengkakan sekitar sendi dan terbatasnya gerakan sendi. Persendian yang sering terkena OA adalah persendian tangan, lutut, panggul dan tulang belakang.
Prevalensi OA di Indonesia adalah 5% pada usia kurang dari 40 tahun, 30% antara usia 40 tahun sampai 60 tahun dan 65% di atas 61 tahun. Kejadian OA lutut lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 15,5% dan perempuan 12,7%. Faktor risiko terjadinya OA adalah faktor genetik atau keturunan, obesitas, cedera sendi, penyakit metabolik dan radang (inflamasi) sendi.
Prinsip utama tatalaksana nutrisi pada penderita OA adalah menekan faktor inflamasi yang diharapkan mengurangi gejala klinis OA. Jenis nutrisi yang telah terbukti secara klinis mengurangi gejala klinis adalah avocado soybean oil. Pada suatu penelitian diberikan sebesar 300 mg/hari selama 3 bulan didapatkan perbaikan gambaran radiologi dan rasa sakit serta mengurangi dosis NSAID. Pemberian Omega 3 yang mengandung EPA 2 – 5 g dan DHA: 1 – 3 g terbukti dapat mengurangi nyeri di pagi hari dan mengurangi pembengkakan.
Peran vitamin dan mineral juga sangat penting dalam mengurangi gejala OA. Defisiensi vitamin D diduga menyebabkan ruang persendian menyempit dan mempengaruhi tulang artikular perifer persendian. Vitamin A, C dan E sesuai dosis RDA dan Se 144 ug juga terbukti menurunkan insiden OA dengan jalan meningkatkan ekspresi glutation peroksidase dan SOD pada tulang rawan persendian.
Faktor risiko yang sering menjadi pemicu timbulnya OA adalah obesitas. Suatu penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan 0,24% perminggu pada pasien obes dan OA dapat menyebabkan perbaikan klinis OA hingga 5,1%.